05 August 2014

Eletar's Note - 4

10 Safar 1431 H – 25 Januari 2009 – 12.19.17.0.19 06.42 AM

Tak terlalu yakin, tapi tadi malam kau mimpi hal yang aneh. Entah mana yang terjadi dulu dan mana yang terakhir, aku tak tahu. Agak susah untuk munyusun timelinenya.

Suatu tempat, gabungan antara kuburan cina/jepang dengan tegal yang telah lama tak kau kunjungi lagi. Kau melangkahi jalan setapak, agak becek, dan mungkin telah dilewati oleh mobil? Aneh.

Suasana yang tampak juga… sepi., dari kejauhan kabut menyelip di antara pohon dan aku tahu, inilah suasana pagi hari. Layaknya pagi di pegunungan tinggi.

Kau berjalan terus. Ke arah timur kurasa. Samar-samar kau berjalan bersama dengan seseorang, tapi tak terlalu jelas siapa, mungkinkah bibimu? Aneh. Kita berjalan menyusuri jalan itu, dan akhirnya sampai di suatu pekuburan, mirip pekuburan jepang mungkin. Saat melangkah, tiba-tiba muncul tiga orang berpakaian aneh. Dua orang wanita berpakaian kebaya dan seorang laki-laki. Setelah tiba di suatu nisan, mereka duduk, dimana wanita yang kedua duduk lebih rendah daripada wanita yang satunya. Entah dia anaknya atau emban/pembantu bagi wanita itu. Seolah-olah kau telah masuk di zaman lain. Mereka duduk, dengan wajah entah jengkel, entah apa atau mungkin malah biasa saja. Dan kau tahu, mereka membawa sesuatu. Sajen kah?

Argh., kenapa mimpi mengenai pekuburan lagi? Tak ada alasan untuk ini. Belum ada konklusi yang dapat kita bentuk. Belum ada teori yang bisa kita sintesiskan. Ada kemajuan, tapi belum signifikan.

Pesanku, berhati-hatilah selalu. Jaga langkahmu. Jadilah jiwa yang insan, selalu merasa diperhatikan oleh Allah dimanapun kau berada. Jagalah sikapmu. Dan janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Kalahkan dirimu sendiri, untuk tidak menyerah dan terus berusaha. Semangatlah. Seperti kata Satriya, menuju tak terhingga.

Read more...

Eletar's Note - 3

06 Safar 1431 H – 21 Januari 2009 – 12.19.17.0.15 11.23 AM

Aneh. Sekali lagi ini aneh. Kau melihat dengan cara yang aneh. Dan tawa itu sungguh lebih aneh bagiku.

Tadi malam aku melihat kau melakukan sesuatu yang di luar batas nalarku. Kau dengan konsentrasi penuh dapat membuat semacam chanel dengan suatu benda. Pada awalnya, kau mengkonsentrasikan pandanganmu. Penuh konsentrasi sehingga seolah-olah yang ada hanya dirimu dan benda itu. Sebuah kertas. Aku melihat dan merasakan kau begitu terkonsentrasi. Agak sedikit.. nanar mungkin? Aku tak dapat memilih kata yang tepat untuk ini. Seolah-olah semua yang ada di sekitarmu bagai menghilang dalam fatamorgana, lalu kau mengatakan, “bakar”. Dan akhirnya kertas itu terbakar. Lalu kau merasa senang saat melakukannya.

Aku tak mengerti mengapa kau melakukannya. Kau bereksperimen lagi. Mengkonsentrasikan pandangan dan mencoba membuat benda bergerak sesuai dengan keinginanmu. Kau membuat benda-benda berputar di tempatnya, dan kemudian membuatnya melayang. Bahkan kau mulai menerbangkan seseorang. Entah siapa dia aku tak mengenalnya.

Kau tahu, aku mulai memikirkannya. Bukankah itu merupakan hal yang terlarang bagi kita. Melakukannya merupakan pelanggaran besar dan bisa membawa pelakunya pada jurang kekafiran. Ya., jika kau dengan sengaja melakukannya dan dengan suka rela kau membiarkan itu terjadi. Aku tak begitu tahu, tapi aku rasa ini merupakan salah satu dari Li’an. Kekuatan mata. Kita harus berusaha untuk menghentikannya. Aku yakin kita bisa. Tahukah kau, bahwa di sana ada beberapa cara untuk menghentikannya. Setiap kali kau merasakan pandanganmu mulai tak dapat dikendalikan, ucapkanlah “masyaAllah., laa khaula walaa kuwwata illa billah., Allahumma barik ‘alaih”.

Aku juga tahu, bahwa kau mulai tergoda. Bagaimanapun kau pernah berusaha untuk menguasainya. Tapi ingatlah satu hal, bukan untuk ini kita berada di sini. Bukan untuk ini kita ada di dunia ini. Bukan untuk menghancurkan diri sendiri. Kita di sini untuk mempersiapkan segalanya. Mempersiapkan bekal sebanyak-banyaknya untuk kehidupan kita yang sebenarnya. Ingatlah itu. Rumah kita bukan di sini. Tidakkah kau ingin kembali?

Karena itu, berusahalah sekuat tenaga. Manusia tiada menerima selain apa-apa yang telah diusahakannya.

Dan jagalah dirimu dari (azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang lain, walau sedikitpun; dan (begitu pula) tidak diterima syafa'at dan tebusan dari padanya, dan tidaklah mereka akan ditolong. [02]:48.

Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui." [23]:114.

Read more...

Eletar's Note - 2

06 Safar 1431 H – 21 Januari 2009 – 12.19.17.0.15 09.23 PM

Akhirnya.

Setelah 2 hari berlalu. Kau menemukan suatu cara. Yang entah bagaimana mungkin akan menuntunmu ke arah yang selama ini kau inginkan. Mengakses memori yang tersimpan lebih dari 15 tahun yang lalu.

Melalui mekanisme yang selama ini mungkin telah digunakan untuk membangun pondasi sejarah duniamu. Kadang melalui mimpi, atau terkadang pula melalui kilasan–kilasan gambaran yang tiba–tiba muncul dalam kepalamu.

Aku tak tahu apa yang sebenarnya telah terjadi, tapi sepertinya semua ini mengarah ke masa tatkala kakekmu masih hidup. Berturut – turut kau bermimpi mengenai pemakaman. Pemakaman dimana kakekmu telah dikuburkan.

Dan baru saja, tadi, kau memikirkannya. Tentang teman masa kecilmu. Dia yang sering kau temui bersama kakekmu. Teman cantik aku menyebutnya. Kau sering diajak kakekmu ke tempatnya. Dan sekarang kau menemukannya, kau menyukainya. Cinta kecilmu pada teman cantik. Ah.. inilah kata kunci kita. Sang teman cantik. Tapi, sejak kapan kau mulai “mengenalnya”?

Tak terlalu panjang kukira, tapi, mungkin kau bisa memulainya dengan dia. Mengontaknya, hanya untuk membangkitkan, atau sekedar mencari kunci yang hilang atau tersembunyi. Mungkin dari sana kau bisa mengakses dan masuk lebih dalam ke dalam jaringan dendrit-akson. Mengaktifkan reaksi bioelektrokimiawi otak., meretas lebih dalam dan merasakan emosi serta alasan semuanya.

“but our spirit will never die, we will not go down.,”

Read more...

Eletar's Note

18 Jumadil Awal 1431 – 2 Mei 2010 – 12.19.17.5.16 09.14 AM

Sudah hampir aku melupakannya. Catatan mimpi ini. perasaan terjatuh telah mengalahkanku. Aku terlarut dalam irama akronistik kehidupan di sekitarku. Terkadang aku merasa semua itu sebagai permainan belaka.

Dan baru saja aku tersadar, jika itu sebuah permainan, tentu saja aku akan sangat menikmatinya. Tapi, bagai memilih bermain atau berdiam di riuh rendah angkasa malam bagiku. Suatu pilihan yang sulit. Di satu sisi aku ingin tetap bermain. Di satu sisi permainan itu bisa membunuhku. Bermain atau tidak dua–duanya menuntutku untuk terus berjalan.

Haha., sungguh., this violent delight has violent ends,.

Just move on, and lets dancing in the rain..

Read more...

04 August 2014

His Last Speech

I'm a member of a group of... outsiders. I always knew I was different. And for a long, long time, all I wanted was to be another face in the crowd. But in the end... it wasn't possible. I guess it never was. So from now on, I'll just concentrate on being who I really am. Some of you might not like that. Some of you might even find that frightening. But that's not my problem anymore. I have to be who I really am and let fate take care of the rest. So thank you,. thank you for letting me live among you. Thank you for giving me a family. Thank you for giving me a home.

Read more...

About This Blog

You will never find time for anything, if you want time, make it!

Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah

Powered by Blogger.

  © Blogger templates Newspaper III by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP