Sedikit tertegun melihat dan membacanya, entah tulisan ini dari siapa untuk siapa.
Sejenak ingatanku melayang, saat itu tanggal 8 Februari 2012., dan aku membaca tulisan yang hampir sama.
Goretan Pena tuk Calon Isteriku
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Untukmu, calon isteriku….
Tangan ini mula menulis apa yang telah dirangkai oleh hati ini didalam
kalbu. Aku mulai bertanya-tanya adakah aku sudah seharusnya mula mencari
sebagian diriku yang hilang. Bukanlah niat ini disertai nafsu tetapi
atas keinginan seorang muslim mencari sebahagian agamanya.
Acapkali aku mendengar bahwa ungkapan “Kau tercipta untukku”. Aku
awalnya kurang mengerti sebenarnya apa arti kalimat ini karena
diselubungi jahiliyah.
Rahmat dan hidayah Allah yang diberikan kepada diriku, kini aku
mengerti bahwa suatu hari nanti aku harus mengambil suatu tanggung jawab
yang memang diciptakan khas untuk diriku, yaitu dirimu. Aku mulai
mempersiapkan diri dari segi fisik, spiritual, dan juga intelektual
untuk bertemu denganmu. Aku menginginkan pertemuan kita yang pertama,
aku kelihatan “sempurna” dihadapanmu, walaupun hakikatnya masih banyak
lagi kelemahan diri ini. Aku coba mempelajari arti dan hakikat
tanggungjawab yang harus aku galas ketika dipertemukan dengan dirimu.
Aku coba membataskan pembicaraan dengan gadis lain yang hanya dalam
lingkaran urusan penting. Karena aku risau membicarakan rahasia diriku
kepadanya, karena seharusnya engkaulah yang harus mengetahuinya. Karena
dirimu adalah sebahagian dariku dan ianya adalah hak bagimu untuk
mengetahui secara zahir dan batin diriku ini.
Apabila aku memakai kopiah aku di gelar ustadz. Diriku diselubungi
jubah aku digelar syaikh. Lidahku mengajak manusia ke arah ma’ruf
digelar da’i. Bukan itu yang aku pinta karena aku hanya mengharapkan
keridhoan Allah ta’ala.
Yang aku takuti aku mula didekati wanita karena perawakanku dan
perwatakanku, baik yang indah berhijab atau yang ketat ber t-shirt
semuanya singgah disisiku. Aku risau imanku akan lemah. Diriku tidak
dapat menahan dari fitnah ini. Rasulullah shalallahu’alauhiwassalam
pernah bersabda, “Aku tidak meninggalkan setelahku fitnah (ujian) yang
lebih bahaya untuk seorang lelaki melainkan wanita” (Hadits Riwayat
Bukhari & Muslim). Aku khawatir amalanku bukan sepenuhnya untuk Rabb
ku tetapi untuk makhlukNya. Aku memerlukan dirimu untuk menghindari
fitnah ini. Aku khawatir kurangnya ikhlas dalam ibadahku menyebabkan
diriku di campakkan ke neraka meninggalkan kau seorang diri di surga.
Aku sukar mencari dirimu karena dirimu bagaikan permata bernilai
diantara ribuan kaca menyilau.Tetapi aku yakin jika namamu yang ditulis
di Lauhul Mahfudz untuk diriku, niscaya rasa cinta itu akan Allah tanam
untuk diri kita.
Tugas pertamaku bukan mencarimu tapi mensholehkan diriku.
Sukar untuk mencari sholehah dirimu andai sholehku tak sebanding dengan
kesholehanmu.
Janji Allah pasti kupegang dalam misi mencari dirimu. “Wanita yang
baik adalah untuk lelaki yang baik “.
Jiwa remajaku mula meracau mencari cinta. Matang kian menjelma dan
kehadiran wanita amat terasa untuk berada disisi. Setiap kali aku
merasakannya aku mengenangkan dirimu. Disana engkau setia menungguku
tetapi aku curang kepadamu andai aku bermain dengan cinta fatamorgana.
Sampaikan do’amu kepada diriku agar aku dapat menahan gelora diri
disamping aku mengajukan sendiri doa perlindungan diri.
Bukan harta, rupa, dan keturunan yang aku pandang dalam mencari
dirimu. Cukuplah agama sebagai pengikat kasih diantara kita.
Saat dimana aku bakal melamarmu akan kulihat wajahmu sekilas agar
mencipta keserasian diantara kita karena itu pesan Nabi kita. Tidak
perlu alis mata seakan alis mata unta, wajah bersih seakan putih telur,
ataupun bibir merah delima, tapi cuma akidah sekuat akar, ibadah sebagai
makanan dan akhlak seindah budi. “Wanita itu dinikahi karena empat
perkara: karena hartanya, kemuliaan nasabnya, kecantikannya, dan karena
agamanya. Maka nikahilah wanita yang baik agamanya niscaya kamu
beruntung.”(Hadits Riwayat Bukhari no.5090, Muslim no.1466)
Jika aku dipertemukan denganmu akan kujadikan syara’ sebagai dinding
kita, akan kujadikan akad nikah itu sebagai tanda halal untuk
mendapatkan dirimu.
Biarlah kita bersatu setalah pernikahan agar kita
dapat menikmati indahnya pernikahan yang menjanjikan ketenangan jiwa,
ketentraman hati dan kedamaian batin.
Doakan diriku ini agar tidak berputus asa dan sesat dalam misi
mencari dirimu karena aku memerlukan dirimu untuk menggenapkan
sebahagian agamaku.
Dariku, calon suamimu….
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Sumber: http://enkripsi.wordpress.com/2011/06/15/goretan-pena-tuk-calon-isteriku/
. . . . . . . . . akankah kita bisa bertemu?
Read more...